Untuk semua Info Tentang dunia Perternakan

Rabu, 15 Desember 2010

Pemeliharaan itik

Tidak bisa dipungkiri bahwa ketersediaan bibit itik pedaging dari jenis itik jantan, tiktok, enthok, peking atau jenis itik pedaging lainnya masih sangat terbatas, begitu juga suplai daging itik yang berasal dari itik petelur yang sudah afkir. Permintaan akan daging itik potong baik itik jantan muda atau itik petelur afkir kian meningkat dan belum bisa terpenuhi secara optimal dari sumber-sumber  di atas. Sehingga alternatif pilihan akhirnya jatuh pada itik jantan atau itik pedaging lainnya  yang dibesarkan sekitar 35-40 hari. Dulu itik jantan potong dipandang sebelah mata karena kurang berperannya dalam sektor perunggasan, akan tetapi sekarang menjadi bahan rebutan.
Berikut akan kami sajikan langkah-langkah sederhana untuk peternak pemula yang ingin terjun dalam bisnis pembesaran itik pedaging. Langkah berikut berpedoman pada pola pemeliharaan itik pedaging terutama itik jantan mojosari dengan system pemeliharaan intensif. Artikel ini masih bersifat gambaran umum langkah pembesaran itik pedaging, sehingga sangat sederhana dan mungkin masih memerlukan keterangan lanjutan. Karena kami ingin berusaha menyajikan informasi yang mudah dipahami oleh pembaca semua sehingga dapat membantu anda untuk menguasai teknik atau cara beternak dengan cepat dan tepat.
Langkah untuk memulai beternak itik jantan potong :
H-30
  • Pembuatan kandang bok beserta perlengkapan kandang (tempat pakan, tempat minum, pemanas/brooder)
  • Mencari sumber informasi penyedia bibit itik pedaging (DOD) yang terpercaya
  • Memperkaya pengetahuan cara beternak itik pedaging dengan banyak membaca buku, mengikuti training, atau konsultasi langsung kepada ahli
  • Mencari informasi pengepul/penampung hasil panenan itik pedaging
H-7
  • Penyucihamaan kandang dengan desinfektan
  • Memastikan untuk memesan DOD itik pedaging kepada produsen, akan tetapi alangkah baiknya kalau anda sudah memesan sebelumnya karena pada saat-saat tertentu biasanya ketersediaan DOD sangat terbatas.
H-2
  • Pembelian pakan starter
  • Pembelian vitamin (vitachick, vitastress, rhodivit, sorbitol, dan lain sebagainya)
  • Pembelian obat dan preparat antibiotika (anti snot, teraphy, teramycin, coccidiostat, dll) sebagai langkah persiapan kalau gejala penyakit datang dengan tiba-tiba.
H-1
  • Memeriksa kembali kesiapan kandang bok, pemanas (brooder), jumlah tempat pakan dan minum
  • Mempersiapkan bahan (bukan mencampur) seperti gula putih/merah, susu, extrajoss, dsb sebagai minuman khusus untuk DOD yang baru datang apabila anda mendatangkan DOD nya dari tempat lain
H (Kedatangan DOD)
  • Penanganan DOD apabila didatangkan dari tempat lain seperti pemberian air minum yang dicampur dengan gula (gula pasir/merah), susu, minuman elektrolit dan lain sebagainya
  • Seleksi dan pemisahan bibit (terlihat sakit, omphalitis, agak kerdil, dll)
  • Mengganti air gula atau lainnya (ketika DOD datang) ½ - 1 jam kemudian dengan air minum biasa atau bisa juga ditambahkan vitamin untuk merangsang nafsu makan DOD
  • Pemberian pakan (bentuk tepung lebih bagus) ½ - 1 jam setelah air gulan diganti dengan jumlah sedikit demi sedikit terlebih dulu akan tetapi frekuensinya lebih sering
  • Mengurangi jumlah tempat air minum pada malam hari dan kalau anda menggunakan wadah minum berbentuk cekungan maka sebaiknya cekungan tersebut diisi batu kerikil atau kelereng.
H+1 sampai H+14
  • Pemberian pakan starter bentuk tepung dengan frekuensi bisa sampai 5x dalam sehari. Pakan dicampur dengan sedikit air agar mudah ditelan
  • Air minum selalu tersedia
  • Membersihkan kandang (sanitasi)
  • Melepas pemanas atau mengurangi panas pada hari H+14 apabila kondisi anak itik sudah kuat untuk menahan hawa dingin. Apabila dirasa belum kuat pemanas bisa diteruskan sampai hari H+20 akan tetapi suhu/watt lampu perlu diturunkan
  • Pembelian pakan grower dan bahan pakan alternatif
H+14 sampai H+20
  • Pemberian pakan grower yang dicampur dengan pakan alternatif lainnya dengan frekuensi bisa sampai 3x dalam sehari. Pakan dicampur dengan sedikit air (tidak sampai berair)
  • Air minum selalu tersedia
  • Membersihkan kandang (sanitasi)
  • Pemberian obat anti stress pada H+20 apabila itik akan dipindah ke kandang ren/postal
H+21 sampai H+30
  • Pindah ke kandang yang lebih besar
  • Melepas pemanas apabila pada H+14 belum di lakukan
  • Sama dengan manajemen pemeliharaan H+20
  • Penambahan obat anti stress pada H+21 apabila efek stress masih terlihat
  • Penambahan sekam, jerami atau bahan alas (litter) lainnya sebagai tempat tidur itik dan agar kondisi kandang tidak terlalu lembab dan berdebu
H+31 sampai H+35
  • Seleksi itik yang memenuhi kriteria sudah layak jual (berat 1-1,3kg)
  • Mengundang calon pembeli atau mencari pembeli lain untuk bahan perbandingan harga. Hal ini tidak berlaku bagi peternak yang sudah melakukan kontrak harga sebelumnya
  • Manajemen pemeliharaan harian tetap berlangsung
H+36 sampai panen
  • Penjualan itik siap potong
  • Pengosongan kandang
Setelah panen
  • Membersihkan kandang dan peralatan kandang
  • Mengurai/membongkar bahan alas kandang atau menggantinya
  • Kandang diistirahatkan total
  • Penyucihamaan kandang dengan desinfektan dan apabila berencana memasukkan DOD untuk tahap II maka langsung kembali ke langkah H-7. *(SP.t)
Dengan menerapkan manejemen pemeliharaan yang benar dan tepat serta kedisplinan kita dalam mengatur waktu, insyaallah kita tinggal menunggu hasil akhirnya. Dalam menanti hasil jangan lupa untuk banyak-banyak berdo’a kepada sang Pemberi Rizki agar rizki yang diturunkan akan membawa berkah. Tanda dari rizki yang berkah adalah rizki tersebut membawa manfaat bagi kita dan terus berkembang.*(SP.t)
Anda dapat mencopy isi artikel ini sebagian atau seluruhnya dengan menyebutkan sumbernya : www.sentralternak.com
Baca Selengkapnya...

Pemanfaatan Limbah

Usaha beternak apapun komoditinya identik dengan limbah bau yang ditimbulkannya. Ini merupakan masalah serius yang perlu dipikirkan solusinya oleh seseorang yang akan memulai usaha ternak. Seseorang yang baru mulai menjalankan usaha ternak tentu tidak ingin usahanya gagal atau berhenti di tengah jalan hanya lantaran mendapat protes dari masyarakat sekitar akibat limbah bau tak sedap peternakannya. Oleh karenanya, pengelolaan limbah khususnya limbah ternak penting untuk dipelajari dan sepertinya sudah menjadi suatu keharusan.  Memang kadang geli juga melihat masyarakat kita, produk dari peternakan begitu diminati akan tetapi jalannya usaha begitu dimusuhi. Pernah suatu kali datang seorang peternak yang telah membeli bibit DOD itik mojosari betina kepada kami. Dia menceritakan kondisi ternaknya yang pada intinya ternak itiknya yang sudah umur remaja diracun oleh orang tak dikenal dan hampir separuh itiknya mati. Kami tidak heran atas kejadian tersebut dan itu memang menjadi resiko dan kendala kita dalam beternak. Akan tetapi dalam kejadian tersebut ada dua hal yang perlu mendapat analisa yaitu peternaknya sendiri dan orang yang meracuni ternak tersebut. Peternak sendiri mungkin lalai untuk berusaha meminimalkan bau limbah ternaknya sehingga dapat mengganggu lingkungan sekitar. Kemudian dari pihak orang yang meracuni kemungkinan ada sifat hasad (iri, dengki) karena tetangganya punya usaha baru. Nah, mana di antara kedua hal tersebut yang lebih dominan?
Ada juga laporan dari peternak ditempat lain bahwa kandangnya di bakar orang, ada yang ternaknya dicuri secara berkala, bahkan sampai ternaknya di jarah, dan bentuk protes lainnya dari masyarakat. Kita semestinya bisa mengambil pelajaran dari peristiwa itu semua dan mulai berbenah untuk kepentingan bersama. Kita semua pasti sepakat bahwa kita ingin mempunyai usaha tanpa kendala ataupun kalau ada maka kendala tersebut di atasi semaksimal mungkin. Untuk itu, dalam kesempatan kali ini kami akan menuliskan beberapa pengalaman pribadi berkaitan dengan penanganan limbah ternak mulai dari yang tidak keluar biaya (murah) sampai yang keluar biaya (mahal). Semoga bermanfaat dan menjadikan amal sholeh bagi kami. aamiin
Menanam hijauan di sekitar kandang
Penanaman hijauan disekitar kandang akan bisa sedikit mengurangi bau amoniak yang timbul. Hijauan yang bisa ditatam bisa berupa hijauan pakan ternak (rumput gajah, rumput raja, rumput lampung, kaliandra, lamtoro, turi) atau berupa pepohonan rendah. Yang penting tanaman tersebut tidak sampai menghalangi masuknya sinar matahari ke dalam kandang sehingga kondisi kandang bisa tetap kering. Dengan demikian bau amoniak akan sedikit berkurang dan kita mendapat manfaat dari penanaman hijauan di sekitar kandang tersebut.
Penambahan kunyit (kunir) pada pakan
Penambahan kunir (kunyit) ke dalam pakan ternak diyakini dapat mengurangi bau amoniak pada kotoran. Fungsi kunyit dalam pakan adalah untuk meningkatkan kerja organ pencernaan unggas yaitu dengan merangsang dinding kantong empedu untuk mengeluarkan cairan empedu dan merangsang keluarnya getah pankreas yang mengandung enzim amilase, lipase, dan protease yang berguna untuk meningkatkan pencernaan bahan pakan seperti karbohidrat, lemak, dan protein. Kotoran yang bau dikarenakan proses metabolisme yang kurang maksimal sehingga ada zat-zat makanan yang ikut terbuang melalui kotoran terutama protein.
Penyemprotan dengan EM4 (Efektive Mikroorganisme 4)
EM-4 merupakan larutan berisi berbagai mikroorganisme fermentasi yang bekerja secara efektif dalam memfermentasikan bahan organik dalam kondisi aerob sehingga dapat mempercepat proses pengomposan dan menambah unsur hara tanah. EM-4, biasanya dijual dalam bentuk cair, berwarna cokelat kekuningan, serta mengandung berbagai mikroorganisme. Masing-masing mikroorganisme ini mempunyai kerja yang sangat spesifik, kemudian saling bersinergi dalam mengurai limbah organik serta menangkap gas penyebab bau tidak sedap (misalnya H2S dan NH3). EM-4 dapat digunakan untuk mengolah kotoran dan air kencing ternak menjadi pupuk. Cara penggunaan adalah limbah ternak (kotoran dan sisa pakan) dikumpulkan, lalu disiram larutan EM-4 aktif dengan konsentrasi 1-10 % sebanyak 1 liter/m3. Bau busuk dari limbah pun akan berkurang. Setelah 1 minggu, limbah dapat digunakan untuk memupuk tanaman.
Penambahan kapur pada litter
Penambahan kapur dalam litter salah satu fungsinya adalah untuk membunuh bibit penyakit, Fungsi lain dari penambahan kapur ini adalah dapat mengembalikan pH tanah menjadi netral dan juga meningkatkan daya serap tanah terhadap air. Limbah bau kandang biasanya banyak disebabkan oleh kondisi litter yang basah atau lembab. Nah dengan penambahan kapur diharapkan air yang tumpah atau kotoran ayam yang basah langsung bisa diserap sehingga limbah bau sedikit berkurang.
Pengelolaan limbah
Areal rumput gajah di Ponorogo
Kami pribadi melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di daerah Ponorogo pada usaha penggemukan dan pemeliharaan sapi betina terutama peranakan Limousin milik pak H. Syamsuddin. Usaha peternakan tersebut sudah bisa dikatakan sedikit modern dalam hal manajemen pemeliharaan. Yang perlu kita ambil pelajaran di sini adalah bagaimana pemilik peternakan mengelola limbah kotoran ternaknya. Kotoran ternak dialirkan ke areal persawahan yang sangat luas di sekitar kandang. Sawah tersebut ditanami rumput gajah sehingga praktis tidak menggunakan pupuk buatan. Rumput gajah yang dipakai pakan sapi hijau sepanjang tahun dan hasil panenannya selalu membanggakan.
Unit biogas di Malang Selatan
Pernah suatu kali kami praktikum mata kuliah Ilmu Pengelolaan Limbah Peternakan. Kami mengunjungi salah satu instalasi biogas sederhana milik seorang peternak di kec. Bantur, kab. Malang. Jumlah kepemilikan ternak (sapi perah) tidak begitu banyak yaitu hanya 3-5 ekor saja, akan tetapi peternak tersebut membangun instalasi biogas untuk menangani limbah kotoran ternaknya. Hasil yang diperoleh adalah dapurnya tetap mengasap dengan bahan bakar biogas dari hasil kotoran ternak tersebut sehingga tak perlu ikut pusing dengan berita kelangkaan minyak tanah dan lain sebagainya. Tak hanya itu manfaatnya, areal kebun salak di belakang rumah pun mendapat berkah pupuk cair dari sisa sludge biogas. Menurut pengakuan si pemilik kebun, salaknya lebih manis dan memang benar kenyataannya salak dikebun tersebut manis karena kami sendiri mencicipi dan membelinya pada waktu itu. Yang terbayang dari kami, bagaimana peternak tersebut mempunyai ide pembuatan instalasi biogas padahal berada di lingkungan pedesaan yang sangat jauh dari sumber ilmu pengetahuan. Usut punya usut ternyata si peternak tersebut adalah masih saudara dosen kami yang ahli biogas yaitu Bpk. Ir. Moch. Yunus MSi.
Longyam di blitar
Mengenang liburan kuliah, kami melakukan magang pada CV. Santoso Farm di Srengat-Blitar. Pada magang tersebut kami pun menjadi kuli dadakan. Bagaimana tidak, pekerjaan mulai mencuci tempat pakan dan minum ayam, memanggul pakan ke dalam kandang, mengambili telur, meratakan pakan, sampai mencampur pakan kami lakukan. Itu semua tidak masalah, yang penting ilmu yang kami dapat insyaallah lebih besar daripada tenaga kami yang keluar. Dalam magang tersebut kami memperhatikan pembuatan kolam di bawah kandang battery (ayam  petelur) dan di antara kandang. Kolam tersebut diisi ikan lele dan sekitar 3-4 bulan sudah di panen. Yang perlu diperhatikan kalau anda membangun system longyam adalah jarak lantai dasar kandang dengan permukaan kolam dan juga jenis lele yang dibudidayakan.
Pembuatan kompos di Blitar
Masih di lokasi yang sama yaitu di CV. Santoso Farm milik pak. H. Masngoet, kami berkunjung ke tempat pengolahan kotoran ternak menjadi pupuk kompos dan kascing. Kotoran ternak (feces) yang diolah membawa berkah tersendiri bagi pemiliknya. Bagaimana tidak, sebagian besar gaji pegawainya dibayar dari hasil pengolahan kotoran ternaknya dan dari hasil panen kolam ikan lelenya. Patut kiranya kita tiru, dan tidak ada kamus terlambat atau malu dalam meniru inovasi.
Mungkin itu saja yang dapat kami tuangkan pada kesempatan kali ini. Kalau ada pembaca atau peternak yang mempunyai pengalaman dalam hal penanganan limbah peternakan, sudilah kiranya berbagi pengalaman agar usaha peternakan kita tidak menuai protes dari masyarakat selamanya. Berbagi ilmu bukan menambah jumlah pesaing, akan tetapi hendaklah kita mempunyai prinsip “hidup akan lebih berkah kalau kita bisa memberi manfaat kepada orang lain”.*(SPt)
Anda dapat mengcopy isi artikel ini sebagian atau seluruhnya dengan menyebutkan sumbernya : www.sentralternak.com
Baca Selengkapnya...

Merpati

merpati, merpati daging, merpati balapMerpati atau burung dara (jawa=doro) sejak dulu telah dimanfaatkan untuk menghasilkan daging, sport, lomba, pertunjukan dan bahkan untuk keperluan komunikasi (merpati pos). Untuk keperluan produksi daging wujud yang paling disukai adalah daging merpati yang masih muda (squab) atau yang lebih dikenal dengan sebutan piyek. Daging merpati berwarna gelap, empuk, lembab dan menempati kelas yang sama dengan daging kepiting, daging sapi muda (veal), atau kambing muda. Squab (piyek) adalah sebutan untuk anak merpati yang masih berumur antara 25-30 hari, kelezatan dan keempukan dagingnya akan menurun setelah umurnya lebih dari 30 hari.
Memilih merpati
Mengetahui bangsa-bangsa merpati cukup penting kiranya kalau kita sudah mulai tertarik dengan usaha ini. Karena kurangnya pengetahuan akan strain juga akan berakibat kurang kegunaan ternak yang akan kita usahakan. Merpati dapat dibagi menjadi tiga kelompok yaitu untuk tujuan pameran, produksi daging dan penampilan. Merpati untuk pameran dipilih berdasar pola warnanya, merpati untuk tujuan produksi daging (squab) dipilih berdasar jumlah anak yang besar-besar dan sehat sebanyak mungkin dalam jangka waktu yang cukup lama, sedangkan merpati untuk penampilan (tumbler) dipilih berdasar ketegaran dan penampilan yang terkontrol di udara.
Sebagai contoh, merpati untuk pameran mempunyai ukuran badan yang besar, cantik dan tubuhnya seimbang akan tetapi mempunyai kelemahan yaitu perkembangbiakannya lambat. Oleh karenanya tidak cocok untuk pemeliaraan yang bersifat komersial, ataupun untuk usaha produksi sambilan.
Sifat merpati yang baik untuk tujuan daging
Karena tujuan produksi daging (squab) dipilih berdasar jumlah anak yang banyak, besar-besar dan sehat sebanyak mungkin dalam jangka waktu yang cukup lama maka perlu memperhatikan sifat berikut :
  1. Secara umum bibit haruslah sehat, tegar dan tahan penyakit
  2. Induk yang dipakai adalah induk yang lincah, punya sifat keibuan (mothering) yang tinggi
  3. Sex libido pejantan tinggi yang ditunjukkan sesaat sebelum betina mulai bertelur dan terus berlangsung selama periode bertelur
  4. Seekor induk seharusnya dapat menghasilkan anak 14-15 ekor setiap tahun dan dapat bertahan selama 4-5 tahun
  5. Ukuran induk tidak terlalu besar karena secara tidak sengaja ukuran tubuh yang terlalu besar sering tanpa sengaja dapat memecahkan telurya sendiri dan kurang produktif
  6. Catatan umur induk, umur 2-3 tahun jumlah anak setidak-tidaknya 14-18 ekor, umur 4-5 tahun setidaknya 10-12 ekor anakan
Siklus reproduksi
  1. Perkawinan mulai berlangsung pada umur 5-8 bulan
  2. Produksi telur puncak terjadi antara umur 12-18 bulan dan terus berlangsung sampai 2-3 tahun
  3. Umur produksi yang masih dianggap menguntungkan yaitu tidak lebih dari 5-6 tahun
Untuk pemblelian awal hendaknya membeli pasangan merpati yang mempunyai catatan produksi (recording). Walau agak mahal akan tetapi manfaat yang bias diambil insyaallah akan lebih banyak. Tingkah laku kawin burung merpati berbeda dengan yang lainnya, semangat kawinnya sangat tinggi dan sang jantan juga ikut andil dalam membuat sarang, mengerami telurnya serta membesarkan anak-anaknya yang baru saja menetas. Merpati berpasangan secara tetap sepanjang hidupnya, tetapi kalau salah satu mati atau dipsahkan oleh manusia maka akan dicarilah pasangan lain dalam beberapa hari. Tetapi bila yang dipisah itu dikembalikan, pasangan lama akan terwujud kembali. Oleh karenanya, mengapa pada kartu undangan pernihakan yang anda terima sering kita jumpai lambing sepasang merpati.081316843815 juho
Perilaku kawin
Pejantan mulai dengan suatu kegiatan persiapan untuk kawin yaitu dengan menggembungkan temboloknya, bulu-bulu dimekarkan, sayap direbahkan serta memperlihatkan penampilan yang tenang. Bila seekor betina menerima pejantan itu maka pasangan itu mulailah bersatu untuk meneruskannya. Segera setelah kawin, pejantan akan mencari bahan-bahan untuk membuat sarang di dalam petak kandangnya
Masa bertelur
Setelah sarangnya selesai dipelrsiapkan atau mendekati akhir penyelesaian, betina akan mengeluarkan teurnya yang pertama. Telur yang kedua biasanya dikeluarkan dalam 24 jam berikutnya. Tiap kali masa bertelur, dapat diharapkan 2 butir telur atau dua ekor anak bisa dihasilkan. Pengeraman akan segera dimulai dan dilakukan oleh pasangan itu, baik induk maupun ayahnya. Betina lebih banyak melakukan kegiatan pengeraman, dan pejantan menggantikannya dalam waktu singkat yaitu dari pagi sampai siang. Telur yang pertama akan menetas dalam 17-18 hari, diikuti oleh telur yang ke dua 48 jam berikutnya.
Pakan merpati
Masalah gizi untuk merpati hampir sama saja dengan jenis-jenis unggas lainnya. Satu perkecualian adalah merpati membutuhkan grit untuk membantu menggiling dan mencerna biji-bijian yang di makan. Sebenarnya cukup sederhana saja kalau kita perhatikan, kebanyakan dari kita cukup memberikan biji-bijian seperti jagung yang kering. Pemberian biji-bijian yang masih basah atau segar (baru dipanen) dapat menimbulkan diare atau bahkan kematian pada anak maupun merpati dewasa. Pakan merpati minimum mengandung kadar protein 14%. Konsumsi biji-bijian merpati antara 100-150 gram/ekor/hari. Pemberian pakan sebaiknya dengan frekuensi 2 kali dalam sehari pada jam yang hampir sama yaitu antara matahari terbit sampai jam 9 pagi serta antara jam 4 sore sampai matahari terbenam. Konsumsi hijauan tiap harinya adalah sekitar 100-150 gram untuk setiap pasang merpati.
Kandang                                                                                                                                                  Pada burung merpati yang hidupnya liar, mereka akan mencari tempat-tempat yang tinggi, terlindung dari angin, hujan serta hewan-hewan pemangsa (predator). Manusia telah membuat modifikasi namun tetap memperhatikan prinsip-prinsip tersebut dalam membuat kandang untuk merpati. Kandang merpati pada dasarnya ada dua macam : yaitu kandang pasangan tunggal (single pair) dan kandang pasangan ganda (multiple pair). Kandang seharusnya menghadap ke arah sinar matahari, akan tetapi untuk Indonesia (tropis) tidak masalah karena cahaya matahari tersedia dalam jumlah yang melimpah. Kalau kita memperhatikan di perdesaan atau lingkungan kota, kandang merpati (pegupon) ditempatkan di depan rumah atau di atas rumah akan tetapi tetap mengikuti prinsip-prinsip di atas.
Peralatan yang dibutuhkan
Mungkin yang ada dalam benak kita peralatan untuk beternak merpati adalah peralatan yang sulit didapat dan kalau mendapatkannya harganya pun mahal. Peralatan untuk beternak burung merpati tidaklah semahal yang kita bayangkan, bahkan peralatan ala kadarnya pun sudah cukup. Peralatan yang diperlukan untuk beternak merpati antara lain tempat pakan, minum, tempat untuk grit, nesting bowl, dan tenggeran. Tempat pakan, minum dan grit bisa kita beli di pasar-pasar burung atau kalau ingin berhemat kita buat dari bambu pun jadi, sedangkan untuk sarang kalau bisa berbentuk cekung. Bentuk yang cekung akan dapat membuat nyaman merpati untuk mengerami telurnya dan mencegah anaknya yang masih kecil terjatuh.
Tatalaksana pemeliharaan
Merpati sama seperti burung lainnya yaitu gampang terkejut, oleh karenanya jangan membuat kaget terutama pada malam hari terhadap induk yang sedang mengeram. Kejutan dapat mengakibatkan induk kabur (kawus) sampai pagi hari sehingga telur-telur yang dierami akan kehilangan panas sepanjang malam itu sehingga mengakibatkan kematian embrio. Kalau ada telur yang retak, ukurannya terlalu kecil atau tidak normal sebaiknya disingkirkan saja, dengan begitu pasangan induknya akan segera bertelur lagi. Sekitar 17-18 hari setelah pengeraman, pastikan bahwa telur itu sudah menetas dan anak yang menetas normal yang pada umumnya badan belum berbulu dan mata masih terpejam. Apabila yang menetas hanya satu ekor saja, maka tunggulah sampai 2-3 hari lagi. Kalau memang ternyata anakan yang menetas hanya satu ekor maka pemeliharaannya bisa tetap pada induk tersebut atau dititipkan pada induk yang lain yang mempunyai anak cuma 1 ekor juga. Dengan begitu pasangan yang anaknya di titipkan pada pasangan lain akan mulai berproduksi lagi.
Setelah umur 10 hari, anak merpati perlu di amati lagi. Mata anak merpati akan mulai terbuka dan bulu mulai tumbuh. Pada tahap ini anak merpati mulai memanfaatkan biji-bijian bersamaan dengan susu merpatia dari induknya. Pada umur 25 hari anak-anak dipilihi mana yang bisa segera dipotong atau dijual. Penjualan biasanya pada umur 26-30hari. Standar untuk menetapkan kapan anak sudah bisa dijual atau belum apaila anak telah tumbuh bulu-bulu jarum di bawah sayap dan di badannya. Apabila bulu jarum itu belum lengkap maka penjualan bisa ditunda 2-3 hari ke depan.
Anda dapat mencopy isi artikel ini sebagian atau seluruhnya dengan menyebutkan sumbernya : www.sentralternak.co
Baca Selengkapnya...